MATOA LAUNDRY Raya Jemur Sari No 244 Surabaya |
Dengan semakin berkembangnya aktivitas kewirausahaan saat
ini, memberikan dampak positif dengan lahirnya berbagai usaha. Bisnis laundry kiloan bisa menjadi
alternatif pilihan untuk berwirausaha. Bisnis laundry
mulai berkembang di tahun 1990-an, sejak adanya sistem franchise atau waralaba dari luar
negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis sejenis yang menggunakan
waralaba lokal dan agency system yang
dapat memberikan layanan dengan harga terjangkau. Layanan yang tadinya hanya
bisa dinikmati oleh masyarakat kelas atas, kini bisa dijangkau oleh kelas
menengah dan bawah. Mengkaji tentang fenomena keberadaan laundry sangatlah unik untuk
ditelisik lebih dalam. Bisnis sektor jasa ini kian menjamur dan saling bersaing
satu sama lain. Seiring dengan semakin banyaknya bisnis sektor jasa ini mau tak
mau mereka yang menjalankan bisnis ini harus memiliki strategi untuk meraup
konsumen dan keuntungan yang signifikan. Dalam sejarahnya di dunia, laundry pada awalnya hanya
dilakukan di sungai. Dengan adanya revolusi industri yang terjadi di Inggris
kala itu, ditemukanlah mesin cuci yang kini di pakai oleh usaha laundry tersebut. Kenapa kemudian bisnis laundry
kiloan ini muncul dan dapat berkembang begitu pesatnya tentu memunculkan
pertanyaan.
Dalam proses pencucian ada 4 faktor yang menentukan
kualitas hasil cucian, yaitu:
1. Chemical Action
Merupakan proses interaksi antar kain, kotoran dan
konsentrasi bahan kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan kain. Dalam
operasional laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka komponen
lainnya dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi dikurangi
terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun proses
mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pencucian meliputi
:
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
2. Mechanial Action
Merupakan proses pengucekan (agitation) dalam mesin
cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses putaran mesin
dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara berulang-ulang maka
terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia untuk meningkatkan
efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk pencucian dengan
tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat kotoran berat.
Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit hilang dari
pakaian.
Efektivitas mechanical action tergantung dari 5 faktor,
yaitu :
1. Duration
(Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin besar proses mechanical
action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih baik daripada 5 menit.
2. Water Level
(Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang bila water level
ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang dicuci akan terapung
hingga prosesnya tidak efektif.
3. Load weight and
volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action
pada proses pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan
pemborosan energy, air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada
under loading merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan
linen setelah satal pemakaian bleach.
4. Fabric Type
(Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat yang berbeda. Sebuah
mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih kering mialnya hanya dapat
diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg. Walaupun beratnya berbeda
tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang sama.
5. Soil content
(Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat kering linen
disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang mencuci 200 kg
kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak 190 kg (200 kg
– (200 kg x 5%)).
3. Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan warna cucian dan juga
jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian berwarna putih dapat
digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang berwarna gelap digunakan
temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang digunakan air hangat.
Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya. Dalam menentukan
temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis kain, warna dan
bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan menyebabkan reaksi kimia dua
kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa makin panas temperaturnya akan
memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan terbuang percuma karena detergent
dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
4. Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal,
terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup untuk bahan kimia dapat
bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi kotoran untuk lepas dari
serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Dalam proses pencucian ada 4
faktor yang menentukan kualitas hasil cucian, yaitu:
1.
Chemical Action
Merupakan proses interaksi antar
kain, kotoran dan konsentrasi bahan kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan
kain. Dalam operasional laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka
komponen lainnya dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi
dikurangi terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun
proses mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam
proses pencucian meliputi :
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
2.
Mechanial Action
Merupakan proses pengucekan (agitation)
dalam mesin cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses
putaran mesin dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara
berulang-ulang maka terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia
untuk meningkatkan efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk
pencucian dengan tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat
kotoran berat. Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit
hilang dari pakaian.
Efektivitas mechanical action
tergantung dari 5 faktor, yaitu :
1.
Duration (Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin
besar proses mechanical action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih
baik daripada 5 menit.
2.
Water Level (Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang
bila water level ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang
dicuci akan terapung hingga prosesnya tidak efektif.
3.
Load weight and volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action pada proses
pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan pemborosan energy,
air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada under loading
merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan linen setelah
satal pemakaian bleach.
4.
Fabric Type (Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat
yang berbeda. Sebuah mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih
kering mialnya hanya dapat diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg.
Walaupun beratnya berbeda tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang
sama.
5.
Soil content (Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat
kering linen disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang
mencuci 200 kg kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak
190 kg (200 kg – (200 kg x 5%)).
3.
Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan
warna cucian dan juga jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian
berwarna putih dapat digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang
berwarna gelap digunakan temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang
digunakan air hangat. Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya.
Dalam menentukan temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis
kain, warna dan bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan
menyebabkan reaksi kimia dua kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa
makin panas temperaturnya akan memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan
terbuang percuma karena detergent dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
4.
Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan
hasil yang maksimal, terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup
untuk bahan kimia dapat bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi
kotoran untuk lepas dari serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan:
1. Laundry Manager
Bertugas dan berfungsi memimpin/mengorganisir seluruh
kegiatan maupun pelaksanaan kegiatan proses pencucian di laundry dan dry
cleaning.
2. Assisten Laundry Manager
a. Membantu laundry manager menggantikannya pada saat
tidak berada di tempat selama
operasional
laundry dan dry cleaning berjalan
b. Bertanggungjawab kepada laundry manager/langsung
ke general manager jika laundry
manager tidak berada di tempat
c. Tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri
3. Laundry Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional laundry
4. Valet Supervisor
Merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh
kegiatan
bawahannya dalam operasional valet
5. Dry Cleaning Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional dry cleaning
6. Checker
Memeriksa seluruh cucian tamu sebelum diproses yaitu
menangani kondisi cucian (kancing, saku)
7. Marker
Memberikan tanda kesetiap jenis cucian agar tidak tertukar
untuk itu diperlukan linen paper (kertas kain) yang kuat dan tahan berisi:
a. Nomor kamar
b. Tanggal
c. Kode dari si pembuat
8. Sorterer
Memisahkan-misahkan cucian tamu atas dasar:
a. Jenis bahan
b. Bentuk cucian
c. Tingkat pengotoran
d. Warna cucian
9. Washer/Extract
Melaksanakan proses pencucian, dan pemerasan
10. Tumbler
Melaksanakan proses pengeringan setelah dicuci
11. Presser
Petugas laundry yang memiliki tugas melincinkan pakaian
12. Finisher
Menyelesaikan akhir proses pencucian, antara lain:
a. Linen : room, FB others (swimming pool towel)
b. Uniform : from all employees
c. Linen & Uniform section : Bagian dari housekeeping
department yaitu tempat berkumpulnya
house laundry
d. Linen attendent,
bertugas mengantar dan mengambil house laundry ke dan dari house laundry
section
e. Finisher :
hanya ada Folder untuk linen dan hanger untukuniform. Biasanya
digantung untuk guest outside laundry, petugasnya desebut
hanger/hangingman. Pakaian biasanya dilipat untuk tamu in-house/yang
akan check out, petugasnya: folder dan pakaian juga kadang-kadang
dibungkus, petugas yang membungkus pakaian yang dilaundry ini disebut wrapper.
Dengan semakin berkembangnya aktivitas kewirausahaan saat
ini, memberikan dampak positif dengan lahirnya berbagai usaha. Bisnis laundry kiloan bisa menjadi
alternatif pilihan untuk berwirausaha. Bisnis laundry
mulai berkembang di tahun 1990-an, sejak adanya sistem franchise atau waralaba dari luar
negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis sejenis yang menggunakan
waralaba lokal dan agency system yang
dapat memberikan layanan dengan harga terjangkau. Layanan yang tadinya hanya
bisa dinikmati oleh masyarakat kelas atas, kini bisa dijangkau oleh kelas
menengah dan bawah. Mengkaji tentang fenomena keberadaan laundry sangatlah unik untuk
ditelisik lebih dalam. Bisnis sektor jasa ini kian menjamur dan saling bersaing
satu sama lain. Seiring dengan semakin banyaknya bisnis sektor jasa ini mau tak
mau mereka yang menjalankan bisnis ini harus memiliki strategi untuk meraup
konsumen dan keuntungan yang signifikan. Dalam sejarahnya di dunia, laundry pada awalnya hanya
dilakukan di sungai. Dengan adanya revolusi industri yang terjadi di Inggris
kala itu, ditemukanlah mesin cuci yang kini di pakai oleh usaha laundry tersebut. Kenapa kemudian bisnis laundry
kiloan ini muncul dan dapat berkembang begitu pesatnya tentu memunculkan
pertanyaan.
Dalam proses pencucian ada 4 faktor yang menentukan
kualitas hasil cucian, yaitu:
1. Chemical Action
Merupakan proses interaksi antar kain, kotoran dan
konsentrasi bahan kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan kain. Dalam
operasional laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka komponen
lainnya dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi dikurangi
terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun proses
mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pencucian meliputi
:
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
2. Mechanial Action
Merupakan proses pengucekan (agitation) dalam mesin
cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses putaran mesin
dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara berulang-ulang maka
terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia untuk meningkatkan
efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk pencucian dengan
tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat kotoran berat.
Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit hilang dari
pakaian.
Efektivitas mechanical action tergantung dari 5 faktor,
yaitu :
1. Duration
(Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin besar proses mechanical
action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih baik daripada 5 menit.
2. Water Level
(Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang bila water level
ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang dicuci akan terapung
hingga prosesnya tidak efektif.
3. Load weight and
volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action
pada proses pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan
pemborosan energy, air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada
under loading merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan
linen setelah satal pemakaian bleach.
4. Fabric Type
(Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat yang berbeda. Sebuah
mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih kering mialnya hanya dapat
diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg. Walaupun beratnya berbeda
tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang sama.
5. Soil content
(Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat kering linen
disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang mencuci 200 kg
kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak 190 kg (200 kg
– (200 kg x 5%)).
3. Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan warna cucian dan juga
jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian berwarna putih dapat
digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang berwarna gelap digunakan
temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang digunakan air hangat.
Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya. Dalam menentukan
temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis kain, warna dan
bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan menyebabkan reaksi kimia dua
kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa makin panas temperaturnya akan
memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan terbuang percuma karena detergent
dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
4. Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal,
terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup untuk bahan kimia dapat
bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi kotoran untuk lepas dari
serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Dalam proses pencucian ada 4
faktor yang menentukan kualitas hasil cucian, yaitu:
1.
Chemical Action
Merupakan proses interaksi antar
kain, kotoran dan konsentrasi bahan kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan
kain. Dalam operasional laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka
komponen lainnya dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi
dikurangi terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun
proses mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam
proses pencucian meliputi :
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
2.
Mechanial Action
Merupakan proses pengucekan (agitation)
dalam mesin cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses
putaran mesin dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara
berulang-ulang maka terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia
untuk meningkatkan efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk
pencucian dengan tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat
kotoran berat. Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit
hilang dari pakaian.
Efektivitas mechanical action
tergantung dari 5 faktor, yaitu :
1.
Duration (Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin
besar proses mechanical action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih
baik daripada 5 menit.
2.
Water Level (Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang
bila water level ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang
dicuci akan terapung hingga prosesnya tidak efektif.
3.
Load weight and volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action pada proses
pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan pemborosan energy,
air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada under loading
merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan linen setelah
satal pemakaian bleach.
4.
Fabric Type (Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat
yang berbeda. Sebuah mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih
kering mialnya hanya dapat diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg.
Walaupun beratnya berbeda tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang
sama.
5.
Soil content (Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat
kering linen disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang
mencuci 200 kg kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak
190 kg (200 kg – (200 kg x 5%)).
3.
Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan
warna cucian dan juga jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian
berwarna putih dapat digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang
berwarna gelap digunakan temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang
digunakan air hangat. Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya.
Dalam menentukan temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis
kain, warna dan bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan
menyebabkan reaksi kimia dua kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa
makin panas temperaturnya akan memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan
terbuang percuma karena detergent dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
4.
Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan
hasil yang maksimal, terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup
untuk bahan kimia dapat bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi
kotoran untuk lepas dari serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan:
1. Laundry Manager
Bertugas dan berfungsi memimpin/mengorganisir seluruh
kegiatan maupun pelaksanaan kegiatan proses pencucian di laundry dan dry
cleaning.
2. Assisten Laundry Manager
a. Membantu laundry manager menggantikannya pada saat
tidak berada di tempat selama
operasional
laundry dan dry cleaning berjalan
b. Bertanggungjawab kepada laundry manager/langsung
ke general manager jika laundry
manager tidak berada di tempat
c. Tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri
3. Laundry Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional laundry
4. Valet Supervisor
Merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh
kegiatan
bawahannya dalam operasional valet
5. Dry Cleaning Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional dry cleaning
6. Checker
Memeriksa seluruh cucian tamu sebelum diproses yaitu
menangani kondisi cucian (kancing, saku)
7. Marker
Memberikan tanda kesetiap jenis cucian agar tidak tertukar
untuk itu diperlukan linen paper (kertas kain) yang kuat dan tahan berisi:
a. Nomor kamar
b. Tanggal
c. Kode dari si pembuat
8. Sorterer
Memisahkan-misahkan cucian tamu atas dasar:
a. Jenis bahan
b. Bentuk cucian
c. Tingkat pengotoran
d. Warna cucian
9. Washer/Extract
Melaksanakan proses pencucian, dan pemerasan
10. Tumbler
Melaksanakan proses pengeringan setelah dicuci
11. Presser
Petugas laundry yang memiliki tugas melincinkan pakaian
12. Finisher
Menyelesaikan akhir proses pencucian, antara lain:
a. Linen : room, FB others (swimming pool towel)
b. Uniform : from all employees
c. Linen & Uniform section : Bagian dari housekeeping
department yaitu tempat berkumpulnya
house laundry
d. Linen attendent,
bertugas mengantar dan mengambil house laundry ke dan dari house laundry
section
e. Finisher :
hanya ada Folder untuk linen dan hanger untukuniform. Biasanya
digantung untuk guest outside laundry, petugasnya desebut
hanger/hangingman. Pakaian biasanya dilipat untuk tamu in-house/yang
akan check out, petugasnya: folder dan pakaian juga kadang-kadang
dibungkus, petugas yang membungkus pakaian yang dilaundry ini disebut wrapper.
0 komentar:
Post a Comment