GARDEN SUBSECTION
A. In Door Garden
a. In Door Garden Semipermanet
b. Dry Garden
B. Out Door Garden
C. Tugas Gardener
Gardener
adalah bagian yang bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan tanaman dan kebun
yang ada di Hotel. Gardener Bertanggung
Jawab dalam hal penyedian bunga atau kembang untuk dekorasi di kamar
maupun di area hotel yang lainnya seperti Loby, Restoran, Rest Room. Gardener
juga membibit atau mencangkok bunga untuk keperluan regenerasi tamanan.
kerapian dan keindahan taman sangat tergantung dari sentuhan seorang gardener.
tugas lainnya adalah memupuk dan menyiram semua tanaman yang ada di Hotel. Seorang Gardener memiliki Duties and Responsibilities terhadap
hasil dan kinerjana sesuai Job Description yang sudah ditetapkan oleh atasannya
atau SupervisorGardener.
Tugas -
Tugas atau Job Description Gardener.
a. Memelihara
keindahan Taman dan Kebun Hotel.
b. Menjaga
kebersihan area taman.
c. Memupuk
dan menyiram kebun sesuai jadwal.
d. Mengganti
dan Merawat bunga- bunga yang ada di area Loby Hotel.
e. Responsibilities dalam Menyediakan
Bunga atau Kembang untuk staff Office Housekeeping untuk keperluan Dekorasi.
f. Memelihara
bunga yang ada si sepanjang koridor hotel.
g. Merawat
bunga atau anggrek yang ada si Restoran.
h. Mendekorasi
Rest Room dengan bunga segar.
Standar
Kerja Gardener.
a. Membaca
log Book untuk mendapatkan informasi terbaru.
b. Menghadiri
Briefing setiap saat.
c. Menjaga
standar dan kualitas kerja.
d. Efisiensi
menggunakan Bahan-bahan.
e. Menjaga
ketersediaan bunga untuk dekorasi
f. Melaporkan
segalah hal yang diperlukan oleh atasan.
g. Melaksanakan
Tugas-Tugas tambahan dari atasan.
h. Memiliki
List atau daftar Tools alat dan perlengkapan gardener.
D. Pemeliharaan Taman
a.
Pemeliharaan Rutin
· Pemeliharaan rumput
berupa pemotongan rumput secara teratur dan memperbaiki kegemburan tanah.
·
Pemeliharaan semak, pohon dan perdu, berupa
pengendalian hama penyakit dan pemotongan cabang/ranting yang tidak
dikehendaki.
· Pemeliharaan
ornament dan lingkungan taman, seperti pembersihan pagar, lampu, dan gazebo.
· Pembersihan taman
dari daun-daun kering.
· Pemeliharaan system
sprinkle dan alat penyiraman.
· Pemupukan untuk
memberikan zat hara,
· Penyiangan dan
pengendalian gulma,
b.
Pemeliharaan Berkala
Pemeriksaan tanaman secara berkala :
misalnya memeriksa daun yang menguning dan kering, pemangkas tanaman yang
terlalu rimbun. Pemeriksaan tanda-tanda hama dan penyakit pada batang,
dan ruas-ruas batang, ketiak daun, urat daun dan bagian bawah daun, pucuk dan
tunas.Serta mencuci/memotong bagian yang berhama/penyakit tersebut
c.
Pembibitan di dalam Green House
Green house
(rumah hijau) merupakan bangunan khusus yang berfungsi sebagai sarana bertanam
untuk membantu tanaman agar dapat tumbuh lebih optimal, baik dalam hal
pembibitan, penyimpanan ataupun proses budidaya tanaman itu sendiri. Sebutan
green house sendiri sebenarnya adaptasi dari istilah rumah kaca. Karena alasan
ekonomis, pembuatannya kini lebih sering digantikan dengan bahan plastik,
sehingga istilah rumah kaca menjadi tidak sesuai lagi dan berganti dengan
sebutan green house (rumah hijau), sesuai dengan fungsinya sebagai rumah
tanaman yang notabene berwarna hijau.
Manfaat Green House
Membangun green house sangat berguna untuk menjaga
tanaman dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkannya, baik terhadap
faktor sinar matahari, kelembaban, suhu, angin, maupun terhadap serangan hama penyakit, sehingga dapat diperoleh hasil tanaman yang
lebih baik.
Secara umum, manfaat green house bagi tanaman, antara
lain:
a.
Dapat menanam tanpa mengenal musim
Berbagai jenis tanaman memiliki sifat tanamnya masing-masing, baik yang dapat
hidup di musim hujan maupun di musim kemarau. Dengan bertanam di dalam green
house, kondisi lingkungan tersebut dapat dimanipulasi, sehingga memungkinkan
tanaman tumbuh dengan optimal tanpa tergantung dengan lingkungan luar.
b.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
produksi
Pemberian nutrisi dan kondisi lingkungan di dalam green house dapat
dikendalikan dengan lebih mudah sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga
kualitas dan kuantitas hasil produksinya tentu akan menjadi lebih baik.
c.
Memungkinkan budidaya secara organik
Dengan kondisi green house yang terjaga dan terawat dengan baik, maka tentu
dapat mencegah serangan hama penyakit sehingga penggunaan pestisida tidak
diperlukan lagi.
Tipe dan Jenis Green
House
Tipe bangunan green house dapat dibedakan dari desainnya,
dimana biasanya dibuat dengan memperhatikan kondisi iklim di sekitarnya.
Seperti pada daerah beriklim tropis, desain bangunan lebih dibuat dengan banyak
ventilasi yang berguna mengurangi suhu udara tinggi di dalamnya. Sedangkan pada
daerah beriklim sub tropis, biasanya dibuat lebih tertutup yang berguna untuk
mempertahankan suhu udara hangat di dalamnya. Secara umum, bangunan green house
dapat dibedakan menjadi 3 tipe, antara lain:
a.
Tipe Tunnel
Tipe ini berbentuk melengkung, dimana bagian dinding dan atapnya dibuat menyatu
tertutup hingga membentuk setengah lingkaran. Biasanya banyak digunakan pada daerah
sub tropis.
b.
Tipe Piggy Back
Disebut juga tropical green house yang banyak digunakan pada daerah tropis.
Tipe ini berbentuk seperti rumah dengan banyak ventilasi di atapnya.
c.
Tipe Multispan
Merupakan gabungan dari tipe tunnel dan tipe piggy back. Tipe ini lebih banyak
digunakan pada pertanian skala besar karena memiliki struktur bangunan yang
kuat namun tetap ekonomis.
Sedangkan jenis green house dapat dibedakan berdasarkan
material dominan yang digunakan, dimana akan berpengaruh terhadap biaya dan usia
pakai bangunan tersebut. Secara umum, terdapat 3 jenis green house yang biasa
digunakan di Indonesia, antara lain:
a.
Green house bambu
Merupakan jenis yang paling banyak digunakan para petani karena biaya
pembuatannya yang paling murah. Kelemahan jenis ini adalah usia pakainya yang
relatif lebih singkat dan materialnya rentan sebagai media timbulnya hama.
Biasanya green house bambu digunakan sebagai tempat produksi tanaman dengan
penutup hanya menggunakan plastik UV.
Green house kayu
Jenis ini sudah lebih baik dibanding jenis bambu karena usia pakainya lebih
lama serta sanitasi lingkungan yang lebih bersih. Biasanya bagian bawah dinding
ditambah semen dan penutupnya sudah menggunakan berbagai jenis pilihan bahan.
Green house besi
Jenis ini adalah yang paling tahan lama digunakan dan tentunya paling mahal.
Karena materialnya yang kuat, biasanya ditambahkan juga beberapa peralatan lain
yang dapat mendukung penggunaannya menjadi lebih optimal.
Membangun Green House
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun
green house agar penggunaannya dapat lebih efektif, antara lain:
Ketinggian atap dibuat lebih rendah, maksimal setinggi
orang dewasa. Hal ini cukup berguna dalam perawatan dan juga memudahkan saat
menangkap hama yang masuk.
Green house memiliki sirkulasi udara yang baik namun
tertutup.
Penggunaan jaring sebagai dinding sebaiknya lebih rapat
dan berwarna transparan.
Biaya pembuatan yang sehemat mungkin.
Hal umum yang menjadi kendala dalam membangun green house
biasanya terletak pada faktor biaya. Padahal jika dapat lebih berkreasi, Anda
juga dapat membangun green house sederhana dengan biaya yang lebih murah dan
fungsi yang sama.
Berikut beberapa bahan utama yang dibutuhkan untuk
membangun green house sederhana, antara lain:
a.
Kayu, bambu, pipa PVC (paralon) ataupun
besi.
Bahan-bahan ini digunakan untuk pembuatan kerangka dan juga rak-rak untuk
tanaman. Anda dapat memilih salah satu ataupun mengkombinasikannya sesuai
keinginan. Bahan dari kayu dan bambu lebih murah namun hanya mampu bertahan 2-3
tahun, sedangkan besi lebih mahal namun tahan lama. Pemilihan pipa PVC sangat
cocok untuk rangka tipe melengkung (tunnel).
b.
Plastik Ultraviolet.
Plastik ultraviolet digunakan untuk menutupi bagian atap. Terdapat berbagai
jenis bahan lain di pasaran yang bisa menjadi pilihan Anda, seperti bahan
Acrylic, Polycarbonate, Fiberglass Reinforced Polyester, Polyethylene film
ataupun Polyvinyl cholride film.
c.
Paranet/Screen.
Digunakan untuk menutupi seluruh bagian sisi dinding. Paranet berguna untuk
memberi sirkulasi udara, menyaring sinar matahari dan menghalau masuknya
serangga dari luar.
d.
Paku, baut, tali dan lain sebagainya.
Pada dasarnya bahan-bahan ini digunakan untuk mengikat dan memberi kekuatan
konstruksi bangunan.
E. Alat-alat yang Digunakan Oleh Gardener
Alat-alat yang tepat memang
menjadi kebutuhan penting untuk berkebun. Bayangkan saja jika kita berkebun
tidak menggunakan alat. Pasti akan menjadi susah untuk berkebun. Maka dari itu
saya akan membahas alat dan apa saja sih yang harus ada untuk berkebun dan
fungsinya.
1. Sekop
Bagi anda yang berkebun
langsung di tanah. Pasti membutuhkan alat yang satuini. Fungsi dari alat ini
adalah untuk mencacah atau meratakan tanah atau media tanam.
2.Garpu
tanah
Garpu tanah ini juga sangat
penting untuk mengolah tanah. Alat ini berfungsi untuk menggemburkan tanah.
Bisa juga untuk meratakan tanah. Selain itu anda bisa menggunakan alat ini
untuk mengumpulkan daun-daun yang berguguran serta sampah-sampah lain yang
berserakan di kebun. Anda bisa juga menggunakan ini untuk menyingkirkan kerikil
dan batuan-batuan kecil lain. Bahkan, Anda garpu ini juga bisa dipakai untuk
mengolah tanah, menutupi sisa-sisa rumput yang selesai dicabut, atau untuk
meratakan pupuk dan benih yang belum tersebar secara merata.
3. Sarung
tangan
Sarung tangan ini berfungsi
untuk melindungi tangan anda. Misalkan anda sedang merawat bunga mawar, sarung
tangan ini melindungi tangan anda dari duri bunga mawar tersebut. Selain itu
akan membuat tangan anda tidak terlalu kotor untuk memegang tanah. Sarung tangan
ini juga bia melindungi tangan anda dari cedera.
4. Cangkul
Cangkul memiliki fungsi hampir
sama dengan sekop. Hanya saja cangkul berfungsi untuk mencacah atau menggali
tanah untuk membuat lubang pada media tanam.
5.
Semprotan
Semprotan ini berfungsi untuk
penyiraman khusus untuk pemeliharaan dari hama atau jamur. Semprotan ini
juga berguna untuk menyemprotkan cairan pupuk atau antihama/jamur ke bagian
tanaman (daun, dahan, atau batang).
6. Watering can/pot
Watering can/pot ini berbeda
dengan semprotan. Karena watering can/pot ini berguna untuk menyiram semua
bagian tanaman. watering can kini tampil lebih trendi dengan jenis dan
model yang lebih beragam. Selain itu, watering can juga lebih mudah
dipakai dan akan membuat pancaran air lebih merata dan menyebar.
7. Gunting
taman
Alat ini berfungsi untuk
memangkas atau meratakan daun, dahan, atau ranting tanaman.
8. Selang
Hampir sama dengan watering
can/pot. Selang ini berfungsi untuk menyiram media tanam/lahan. Gunakan hose
yang dapat diatur penyebaran airnya sehingga mudah dipakai.
9. Sekateur
Alat ini hampir sama dengan
gunting tanaman. Hanya saja bentuknya yang mirip dengan tang. Fungsinya juga
sama dengan gunting tanaman yaitu
10. Sudip
tangan
Sudip tangan ini mirip dengan
sekop namun ukurannya kecil dan mudah dipakai menggunakan
satu tangan. Sudip tangan ini berguna untuk membuat lubang yang kecil untuk
menanam biji
atau memindahkan benih tanaman.
11. Alat
pemotong rumput
Jika anda mempunyai ladang
perkebunan yang luas pasti anda memerlukan alat ini. Sesuai namanya alat ini
berfungsi untuk memotong rumput liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Jika
anda mempunyai lading yang tidak terlalu luas. Anda bisa mencabutnya secara
manual.
Nah itu tadi adalah alat yang
wajib anda untuk berkebun. Memang alat berkebun sedikit agak banyak namun semua
itu agar berkebun menjadi lebih maksimal. Agar hasil yang didapatkan juga
memuaskan. Anda juga bisa menambah alat-alat lain sesuai kebutuhan yang akan
anda pakai untuk berkebun. Untuk hasil yang lebih maksimal dan tidak akan
mengecewakan anda. Tetapi anda juga harus merawat kebun anda dengan sepenuh
hati agar mendapatkan hasil yang maksimal.
F. Pupuk Tanaman yang Digunakan oleh Gardener
Pupuk
merupakan material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman untuk
melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk dahulunya hanya berasal dari
kotoran hewan atau sisa pelapukan tanaman dan arang kayu, namun pupuk kimia
kemudian berkembang dan sekarang pun menjadi pilihan utama untuk digunakan
dalam pertanian, Pemakaian pupuk kimia semakin berkembang seiring dengan
ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Berdasarkan
jenis pupuk dan kegunaannya maka pupuk dapat digolongkan dalam 3 jenis utama
yaitu pupuk kimia atau anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk
anorganik yang disebut juga pupuk kimia atau buatan adalah jenis pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan cara mengkombinasikan berbagai macam bahan kimia
dalam persentase kandungan unsur hara tertentu. Komposisi atau persentase bahan
kimia dalam pupuk anorganik disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman pada
umumnya.
a.Pupuk Anorganik
Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, hanya
terdapat satu macam unsur hara dalam satu jenis pupuk, sebaliknya pada pupuk
majemuk, unsur hara yang terkandung dalam lebih dari satu jenis. Unsur hara
yang dipilih untuk digunakan pada pupuk tunggal biasanya adalah unsur hara
makro primer misalnya urea yang hanya mengandung unsur nitrogen. Pada pupuk
majemuk, unsur hara yang digunakan disesuaikan dengan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman, seperti diamonium phospat yang mengandung unsur
nitrogen dan fosfor. Penggunaan pupuk majemuk dianggap lebih praktis karena
hanya dengan satu kali penggunaan, tanaman dapat diberikan berbagai jenis unsur
hara yang dibutuhkannya.
Pupuk
anorganik dikhususnya untuk menutrisi daun dan akar dan dibedakan menjadi pupuk
daun dan pupuk akar. Beberapa contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow
More dan Vitabloom. Pupuk jenis ini diberikan lewat penyemprotan. Sedangkan
pupuk akar diberikan dengan menaburkan di tanah sehingga akan diserap oleh akar
tanaman. Beberapa contoh pupuk akar yaitu pupuk urea yang merupakan pupuk
tunggal dan NPK yang merupakan jenis pupuk majemuk.
Dalam
penggunaanya, pupuk anorganik dapat dilepaskan dengan cepat (fast release) atau
lambat (slow release). Pupuk fast release akan melepaskan unsur haranya dengan
cepat begitu ditaburkan ke tanah dan dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Beberapa contohnya adalah pupuk urea, ZA dan KCL. Pupuk jenis ini akan cepat
habis karena tidak hanya akan cepat diserap oleh tanaman, pupuk juga lebih
cepat menguap dan tercuci oleh air.
Sebaliknya pupuk slow release atau yang disebut juga
dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan dilepaskan secara
perlahan sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanah, sehingga manfaat
yang diperoleh tanaman dapat bertahan lama hanya dengan satu kali penggunaan
pupuk, dibandingkan dengan pupuk fast release. Pupuk slow release memadukan
perlindungan kimiawi dengan teknik mekanis yang membuatnya dapat dilepaskan
secara terkendali. Perlindungan mekanis diberikan dengan menggunakan pembungkus
bahan pupuk yang terbuat dai selaput polimer, sedangkan perlindungan secara
kimiawi dilakukan dengan mencampurkan bahan pupuk dengan menggunakan zat kimia.
Beberapa unsur hara yang banyak dipilih untuk pupuk
anorganik adalah nitrogen, fosfor dan kalium. Bagi tanaman, unsur Nitrogen
berguna untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang,
cabang dan daun. Nitrogen juga berperan dalam pembentukan hijau daun yang
berguna dalam proses fotosintesis serta dalam pembentukan protein, lemak dan
berbagai senyawa organik lainnya. Fosfor bagi tanaman berguna dalam
perangsangan pertumbuhan akar terutama pada tanaman muda. Fosfor juga berperan
sebagai prekursor dalam pembentukan berbagai protein, membantu asimilasi dan
pernapasan serta mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah. Sama
seperti unsur nitrogen dan fosfor, bagi tanaman, unsur kalium juga berperan
dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain memperkuat tanaman agar daun,
bunga dan buahnya tidak mudah gugur, kalium juga berperan dalam memberikan
kekuatan bagi tanaman selama menghadapi kekeringan dan penyakit.
b.
Pupuk Organik
Pupuk organik sebagian atau keseluruhannya berasal dari tanaman atau hewan yang
telah melalui proses rekayasa. Bahan-bahan yang termasuk dalam pupuk organik
adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput aut dan guano. Pupuk
organik dapat berupa padatan maupun cairan, yang digunakan untuk menyuplai
bahan organik dengan tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia maupun
biologis tanah.
Beberapa orang
mengklasifikasikan pupuk organik dalam berbagai jenis, baik berdasarkan bahan
baku, metode pembuatan maupun wujudnya. Berdasarkan bahan bakunya, pupuk
organik dapat dibuat dari kotoran hewan, dedaunan hijau maupun campuran kedua
jenis bahan tersebut. Beberapa jenis pupuk organik berdasarkan metode
pembuatannya adalah kompos aerob dan bokashi. Sedangkan berdasarkan wujudnya,
pupuk organik dapat berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Beberapa jenis bahan menjadi
pilihan dalam pembuatan pupuk organik seperti tanaman yang menjadi pupuk hijau,
kotoran hewan menjadi pupuk kandang, juga bahan-bahan organik yang menjadi
pupuk kompos.
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan
tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang biasa digunakan sebagai
pupuk. Beberapa contoh diantaranya adalah jenis leguminosa atau kacang-kacangan
dan azola atau tanaman air. Jenis tanaman-tanaman ini menjadi pilihan karena
kaya akan unsur hara terutama kandungan nitrogennya.
Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan seperti unggas,
sapi, kerbau atau kambing. Beberapa orang membedakan pupuk kandang dari jenis
hewan yang digunakan kotorannya. Hewan-hewan ini dibedakan berdasarkan kencing
tidaknya. Hewan yang kencing misalnya adalah sapi, kambing dan kerbau, sedangkan
yang tidak kencing seperti ayam, itik dan bebek. Hal ini mempengaruhi kandungan
unsur hara yang terkandung dalam pupuk, karena urine yang dihasilkan hewan juga
mengandung unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang dari
hewan yang kencing cenderung diuraikan lebih lama. Kandungan nitrogen pada
pupuk lebih rendah namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk jenis ini menjadi
pilihan yang tepat untuk tanaman yang dimanfaatkan buah atau bijinya.
Sebaliknya, pupuk kandang dari hewan yang tidak kencing dapat diuraikan lebih
cepat, mengandung kadar nitrogen yang tinggi namun kurang fosfor dan kalium.
Pupuk jenis ini cocok untuk tanaman yang dimanfaatkan daunnya.
Sementara Pupuk proses alami
pelapukan tanah. Dalam pembuatannya, pupuk kompos melibatkan ada tidaknya udara
sehingga dibedakan dalam dua metode pembuatan yaitu proses aerob (dengan
melibatkan udara) dan proses anaerob (tanpa melibatkan udara). Struktur kompos
membuatnya dapat menyerap air dengan mudah (higroskopis). Air yang diserap akan
disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya.
Penyimpanan air ini akan mencegah tanah menjadi kering.
Pupuk organik berperan sebagai
sumber nutrisi yang lengkap bagi tanaman karena penuh akan kandungan baik unsur
mikro seperti nitrogen, kalium, sulfur, kalsium dan magnesium yang merupakan
beberapa contoh unsur makro, dan besi, tembaga, seng, klor dan boron yang
merupakan contoh-contoh unsur mikro. Pupuk organik dapat secara alami
menggemburkan tanah yang solid (lempung) dengan membentuk poti-pori dan
merekatkan tanah yang berpasir sehingga dapat menyimpan air.
Pupuk organik memiliki kapasitas tukar kation yang
tinggi, yang berarti bahwa pupuk organik dapat meningkatkan interaksi antar
ion-ion di dalam tanah. Tanah dengan kapasitas kation yang lebih tinggi akan
lebih mudah menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Material-material organik yang dikandung pada pupuk organik akan meningkatkan
kapasitas tukar kation pada tanah.
c.
Pupuk Hayati
Pupuk hayati terdiri dari organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk
menyuburkan tanah dan menghasilkan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh
tanaman. Peraturan Menteri Pertanian tidak menggolongkan pupuk ini dalam pupuk
organik, melainkan mengklasifikasikannya sebagai pembenah tanah. Pembenah tanah
sendiri dapat berupa zat organik maupun anorganik. Pupuk hayati merupakan
pembenah tanah organik. Meski demikian, banyak sumber yang masih menggolongkan
pupuk ini sebagai pupuk organik.
Berbeda dengan pupuk organik
yang dapat secara langsung menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, pupuk
hayati bekerja dengan menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara
memfiksasi unsur nitrogen dari atmosfer, melarutkan fosfor dan menyintesis
zat-zat lainnya yang dibutuhkan tanaman. Karenany, pupuk hayati lebih
digolongkan sebagai pembenah tanah karena proses penyuburan tanah yang
dilakukannya dalam sebuah siklus yang berlangsung secara terus menerus dan
berkelanjutan.
Pupuk
hayati berperan terutama sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator)
dan menyuburkan tanah dimana kemudian tanah akan menyuplai nutrisi bagi tanaman
(Feeding the soil that feed the plant). Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi
bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang dapat mengikat unsur
nitrogen, Bacillus megaterium yang melarutkan unsur fosfor dan Bacillus
mucilaginous yang melarutkan unsur kalium. Mikroorganisme pada pupuk hayati
juga bekerja dengan mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan bagi
tanaman seperti beberapa jenis hormon pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme juga
akan menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman dengan berkompetisi dengan
organisme patogen sehingga kemungkinan pertumbuhan organisme patogen menurun.
Kualitas pupuk hayati dapat dilihat dari berbagai hal
yaitu dari jumlah populasi mikroorganisme, efektivitas mikroorganisme, bahan
pembawa dan masa kadaluarsa. Bahan pembawa dimaksudkan sebagai bahan yang
digunakan untuk membawa organisme pembenah tanah sehingga memungkinkannya tetap
hidup dan tumbuh selama proses produksi, penyimpanan, distribusi hingga pupuk
dapat digunakan.